![]() | ![]() | ![]() |
Ditulis oleh Teguh |
Minggu, 29 May 2011 00:35 |
![]()
Padang, Haluan — Hari sudah menjelang siang, alunan suara anak-anak terdengar merdu di MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah) Baiturrahman Jati Padang. Semakin mendekat, suara para bocah kecil kian terdengar jelas. Ya.. kiranya mereka lagi asyik membaca dan menghafal Alquran. Subhanallah, mereka begitu khusuknya membaca pedoman dan pegangan hidup umat Islam.
Jika dilihat dari fungsinya, MDA merupakan tempat pendidikan baca Al-Qur’an. Dimana anak-anak belajar mengaji dan menimba ilmu agama islam. Tentunya untuk memperkuat pengetahuan agama dan pembentukan karakter anak sejak dini.
““MDA Baiturrahman terletak di Jalan Jati Empat No. 2. Kelurahan Jati Baru, Kecematan Padang Timur. Menurut Kepala MDA Baiturrahman Faizal, sistem pembelajaran sekolah saat ini, masih menomor duakan pelajaran agama. Sehingga dikhawatirkan gernerasi muda Islam, semakin jauh dari pemahaman agama mereka, dan tidak bisa membaca Alquran.
"Makanya kami memberi perhatian lebih untuk anak-anak, mengajari dan mendorong mereka bica baca Alquran dan paham akan agam,” ungkapnya.
Dari tahun ke tahun, MDA yang dipimpin Faizal terus mengalami perkembangan. Termasuk dari segi jumlah anak yang mengaji. Tahun 1995, murid yang belajar baru sekitar 80 orang. Saat ini sudah mencapai 227 orang
Saat ini MDA Baiturrahman sudah menjelma menjadi tempat pendidikan Alquran, yang menghasilkan murid berprestasi, dengan spesialisasi hafalan.
Ia juga mengatakan, bahwa berbagai prestasi sudah pernah diraih. Baik itu tingkat lomba tingkat Kecamatan, kota Padang, propinsi maupun Nasioanal. "Ini semua berkat kerja sama yang baik antara staf pengejar dan pengurus MDA,” katanya. Saat ini katanya sudah ada 15 orang yang hafiz 1 juz dan 32 orang lainnya akan menysul.
Untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran MDA. Katanya diterapkan beberapa metode pembelajaran. Pertama, metode sima’i, dimana guru membacakan, disimak oleh murid. kemudian diulang kembali oleh murid saat itu juga. Kedua, (metode tasmi’, murid murid mengulang kembali di rumah, kemudian disetor kepada guru. Ketiga, setiap kelas menetapkan target batas hafalan yang dibimbing wali kelas. Keempat, memberikan reward bagi murid yang mencapai target hafalan tepat waktu.
"Pola pembelajaran seperti itu terus kami terapkan. Alhamdulillah, hasilnya sangat bagus dan murid-murid juga tidak menjadi terbebani," katanya. (cw/10)
|